Waktu

Melihat sejenak kebelakang kupikir adalah ide buruk. Karena apa yang akan dihadapi adalah apa yang ada di bentangan depan, dan bukan di belakang. Seperti ketika berkendara dengan kecepatan tinggi, kemudian ingin menengok apa yang ada di belakang. Jika nekat melakukannya, tentu resiko buruk menjadi jaminannya.

Namun kali ini aku melakukannya. Ya, melakukannya. Sengaja. Dengan kecepatan yang bahkan lebih tinggi, dengan tanpa rem. Tentu. Karena apa yang kukendarai tak kan pernah ter-rem oleh apapun. Ialah waktu. Yang mangajariku banyak hal. Dan kupikir, menengok sejenak kebelakang bukanlah ide yang buruk. Bahkan ide cemerlang. Dari sanalah aku dapat berintrospeksi, telah sejauh manakah aku melangkah.

Sejenak, kurenungkan apa yang telah beralu di setiap episode waktu yang terangkai rapi dalam hidupku. Menggurai setiap file memori yang berisikan kejadian, dan peristiwa. Memerhatikan setiap lakon yang ada di setiap serinya. Merenungkan setiap pelajaran yang dapat ku ambil dari semua itu. Pelajaran yang mungkin dapat kubukukan satu saat karena begitu banyaknya. Dan di sana, kutemukan seorang yang tak ku kenal. Seorang asing. Sosok muda yang tegar, penuh ingin tahu, namun juga begitu polos. Memerhatikan setiap tindakannya mampu membuatku tersenyum. Dan kupikir, aku menyukainya. Dialah sang tokoh utama. Sosok yang begitu kurindukan. Aku kecil.

Di masa lalu, aku selalu berharap untuk menjadi lebih bijak dengan segala hal yang telah berlalu. Berharap setiap peristiwa kan jadikanku orang yang lebih baik dan mapan. Namun sudahkah aku melakukannya. Semua itu kupertanyakan kepada diriku sendiri. Mungkin sudah, mungkin belum. Dan hanya waktu kan tunjukkan segalanya. Dan dia jugalah yang kan tunjukkan padaku tentang kebijaksanaan, bingkisan kecil untuk kehidupanku yang kini sedang tumbuh membesar.

0 komentar:

Posting Komentar